Alice in Wonderland is an upcoming fantasy-adventure film directed by Tim Burton. It is an extension to the Lewis Carroll novels Alice’s Adventures in Wonderland and Through the Looking-Glass. The film will use a [...]

Jennifer’s Body is a 2009 black comedy horror film written by Diablo Cody and directed by Karyn Kusama. The film stars Megan Fox, Amanda Seyfried, Adam Brody and Johnny Simmons and portrays a newly [...]

Sherlock Holmes is a 2009 film adaptation of Arthur Conan Doyle’s fictional character of the same name. The film was directed by Guy Ritchie and produced by Joel Silver, Lionel Wigram, Susan [...]

The Imaginarium of Doctor Parnassus is a 2009 fantasy film directed by Terry Gilliam and written by Gilliam and Charles McKeown. The film follows the leader of a travelling theatre troupe who, having made a deal [...]

Alice in Wonderland Movie Poster Megan Fox in Jennifer’s Body Sherlock Holmes Nominated for Golden Globe The Imaginarium of Doctor Parnassus

My Action

成功を期待!Seikō o kitai!

Budi Utoyo sukses membangun spa untuk konsumen kelas menengah. Sebuah ide bisnis yang layak ditiru untuk bidang yang lain. Ada peluang untuk membeli franchisenya.
Kesibukan kerja yang mendera masyarakat kota besar, Jakarta khususnya, menjadikan keinginan untuk sesekali bersantai sudah seperti kebutuhan. Kondisi ini memicu munculnya berbagai tempat relaksasi, salah satunya spa. Tetapi, sejauh ini, belum banyak spa yang ditangani dengan benar atau menyediakan fasilitas sesuai dengan namanya. Seperti diketahui, di kota metropolitan ini, banyak dijumpai tempat relaksasi yang mengatasnamakan spa, tapi ketika masuk ke dalamnya yang ditemui justru sebaliknya. Istilah kerennya spa plus.

Di sisi lain, spa yang bertebaran di ibukota negara ini cenderung ditujukan bagi kalangan menengah ke atas. Misalnya, Martha Tilaar Day Spa yang sangat eksklusif dan hanya dapat dijumpai di kawasan-kawasan mentereng. Sehingga, tidak semua orang bisa merasakan bagaimana nikmatnya fasilitas spa. Padahal, keinginan untuk rileks adalah milik semua orang. Di samping itu, dari segi bisnis, begitu eksklusifnya spa semacam ini sehingga balik modalnya sangat lama dan sulit dideteksi. Kondisi ini memunculkan inspirasi dalam benak Budi Utoyo, pemilik Leha-leha Day Spa, untuk membangun spa yang “ benar” dengan fasilitas kelas atas tapi dengan tarif kelas menengah.

Mengapa kelas menengah yang dibidik? “Sebab, melayani masyarakat kelas atas itu susah, padahal market mereka tidak besar. Di sisi lain, jangkauan saya adalah lima tahun ke depan, di mana spa sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok. Sehingga, saya harus sangat serius merintisnya,” ujar Budi.

Untuk itu, pada 24 Juli 2004, Budi membangun Leha-leha Spa di atas ruko bertingkat dua seluas 5x15 m². Berbeda dengan spa-spa pada umumnya, selain menyediakan massage, manicure, pedicure, dan sebagainya, spa yang berlokasi di Kalimalang ini juga menyediakan fasilitas slimming spa dan body counturing, serta whitening spa. Slimming spa memberi janji berupa lingkar perut berkurang minimal 3 cm untuk sekali treatment. “Wanita mana yang tidak tertarik dengan penawaran ini?” katanya, bangga.

Slimming spa dan body counturing ini menggunakan tiga metode yaitu parafango (metode pengurangan ukuran lingkar tubuh dan selulit dengan menggunakan parafin), fitness wrap bandages (metode pengurangan ukuran lingkar tubuh dan selulit dengan sistem pembalutan), dan aromatic sculpture (metode pengurangan ukuran lingkar tubuh dan selulit dengan mengandalkan berbagai macam aromaterapi). Kepada mereka yang ingin merasakan berbagai perawatan ini, Budi mengenakan Rp50 ribu hingga Rp450 ribu, tanpa mengurangi kualitas produk.

Tidak rugi? “Penekanan saya pada investasi tempat,” ujarnya. Budi membandingkannya dengan Martha Tilaar Day Spa. Dengan selalu mengambil tempat-tempat mahal sebagai lokasinya, spa ini membebankan franchise fee sebesar Rp1,5 milyar di luar bangunan dan dengan BEP lima tahun. “Siapa yang mau menunggu lima tahun hanya untuk balik modal? Karena, biasanya BEP tercapai setelah dua tahun beroperasi,” jelasnya.

Sedangkan untuk Leha-leha Day Spa, franchisee cukup merogoh kocek sebesar Rp350 juta, membayar royalti fee 5% per bulan, dan jaminan akan BEP dalam tempo satu tahun. “Kami juga membangunkan interior dan menyediakan produknya, serta memberi pelatihan gratis kepada para terapisnya langsung di bawah bimbingan dokter,” ucapnya. Sebagai informasi tambahan, Budi memproduksi sendiri 14 produk perawatan kecantikan dan kesehatan untuk spa ini, seperti susu pembersih, sabun muka, toner, krim, gel, bedak, dan tonik rambut dengan harga Rp20 ribu–Rp50 ribu per buah.

Investasi di Spa ini mungkin terbilang paling murah di kelasnya. Sebab, untuk membangun Gaya Spa (spa yang diakui Budi selevel dengan spanya, red.) saja dibutuhkan investasi sebesar Rp600 juta. Padahal, Leha-leha Day Spa sudah menggunakan SG2000 untuk berendam, sedangkan Gaya Spa masih menggunakan whirpool. Leha-leha Day Spa memiliki Slimming Spa, sedangkan Gaya Spa tidak memilikinya. Martha Tilaar Day Spa memilikinya, tetapi harganya hanya bisa dijangkau masyarakat kelas atas.

Dalam hal pemijatan, para terapis spa yang masih dikhususkan buat wanita ini diajari langsung oleh dokter. Sehingga, cenderung mengandung unsur medis, bukan sekadar relaksasi. “Untuk tujuan yang berbeda, menggunakan terapis yang berbeda pula,” jelasnya.

Selain spa, Budi juga menjual franchise Klinik Kecantikan dan Kesehatan dr. Yati Utoyo (bersama sang istri), dengan “harga” Rp500 juta. Klinik yang telah berdiri pada 1999 ini berfungsi saling melengkapi dengan spa yang kini memiliki cabang di Cikarang dan Bumi Serpong Damai. “Konsep kami memang one stop shopping di bidang kecantikan dan kesehatan,” kata Budi yang kini memiliki 600 konsumen tetap. Sekadar informasi, Leha-leha Day Spa berencana membuka cabang di Kota Palembang, Yogyakarta, Surabaya, Purwokerto, Semarang, Solo, dan lain-lain.

Untuk melebarkan pasar, spa yang beromset Rp60 juta–Rp80 jut per bulan ini menggunakan marketing with love. Artinya, konsumen dilayani dengan baik, diberi penjelasan secara rinci tentang masalah penyakit atau gangguan di tubuh mereka, mengundang mereka dalam acara-acara keluarga, dan memperlakukan “pasien” seperti saudara. “Singkat kata, berbisnis dengan hati untuk membangun kebersamaan,” jelas Budi yang spanya dikunjungi 50–100 konsumen per hari. Peluang bisnis yang menjanjikan.


Spa Leha-leha & Klinik Kecantikan Dr. Yati Utoyo
Komplek BSK Blok B No. 4K.H Noer Ali,
Jl - Kalimalang, Bekasi 17114
Telp. 021-88950934Fax. 021-88952042

Ir. Budi & Yati Utoyo alumnus EU 29

ANALISIS
Investasi
Untuk Spa Rp.350.000.000,-
Untuk Klinik Rp.500.000.000,-
Total investasi Rp.850.000.000-
Sewa Ruko u/ 1 tahun pertama Rp.60.000.000,-
Total dana yang harus dimiliki Rp.910.000.000,-

Perkiraan pendapatan per bulan:
Perawatan spa dan klinik Rp. 90.000.000,-
Penjualan obat-obatan Rp.12.500.000,-
Total Pendapatan per bulan Rp.102.500.000,-

Perkiraan biaya sebulan :
Sewa ruang Rp. 5.000.000,-
Gaji Karyawan
2 orang dokter @ Rp. 3.000.000,- Rp.6.000.000,-
2 orang perawat @ Rp. 1.250.000,- Rp.2.500.000,-
1 supervisor @ Rp. 1.500.000,- Rp.1.500.000,-
5 Therapis @ Rp. 800.000,- Rp.4.000.000,-
1 Keuangan @ Rp. 1.000.000,- Rp.1.000.000,-
2 Adm. & Kasir @ Rp. 800.000,- Rp.1.600.000,-
2 Office boy & Kurir @ Rp. 750.000,- Rp.1.500.000,-
Pembelian produk perawatan & obat2an Rp. 32.000.000,-
Listrik, air dan telepon Rp.3.000.000,-
Fee manajemen & marketing Rp.2.700.000,-
Royalty fee (5% dari omzet) Rp.4.500.000,-
Perawatan & kebersihan fasilitas Rp.1.000.000,-
Total Biaya Rp.66.800.000,-
Keuntungan per bulan Rp.35.700.000,-

Perkiraan balik modal (ROI) =
Rp. 850.000.000,- - Rp. 35.700.000 = 23,81 bulan = 2 tahun

Source : http://forum.kafegaul.com/archive/index.php/t-150621.html

Masih ingatkah anda ketika sistem KPU (Komisi Pemilihan Umum) dibobol oleh hacker Indonesia, yang kemudian akhirnya terungkap dan pelakunya ditangkap oleh pihak berwajib. Bagaimana hal ini bisa terungkap pelakunya? Artikel berikut ini akan menjelaskannya...

Perkembangan komputer ternyata tidak hanya menolong manusia dalam melakukan pekerjaan yang baik-baik saja, namun juga sangat membantu dalam melakukan berbagai kejahatan baru. Tapi jangan takut karena kejahatan jenis ini juga bisa meninggalkan jejak yang sangat membantu para penyidik.

Julukan jaman serba komputer bagi era ini memang tidak salah. Mulai dari mengetik dokumen, mencari informasi di Internet, melakukan testing simulasi, melakukan pemeriksaan kesehatan, sampai dengan tindakan kriminal, penipuan dan terorisme mau tidak mau juga harus mengandalkan bantuan komputer. Perkembangan ini bagai dua mata pedang tajam, ada sisi baik ada juga sisi buruknya.
Sisi baiknya, pekerjaan Anda menjadi sangat terbantu dengan adanya sistem komputer dimana-mana. Revolusi pekerjaan mungkin saja akan terjadi nanti, di mana semua pekerjaan manusia dilakukan dan diselesaikan oleh komputer. Namun yang menjadi salah satu dari cukup banyak dampak buruknya, bagai api di siram minyak, kejahatan mendapatkan media baru untuk bekerja.

Dengan menggunakan bantuan komputer, kejahatan menjadi semakin mudah, cepat, leluasa dan semakin instan untuk dilakukan. Selain menggunakan kecanggihan dan keakuratan komputer dalam mengolah dan memanipulasi data, kejahatan juga memiliki media komunikasi publik baru untuk bekerja, yaitu Internet.
Dunia Internet merupakan media yang “nyaman” untuk melakukan kejahatan. Tidak banyak orang yang tahu apa yang sedang terjadi dalam Internet, apa dan siapa yang bertransaksi menggunakan Internet, para “penduduknya” tidak kasat mata, tidak ada identitas yang jelas bagi penggunanya, belum ada standar hukum dan aturan yang jelas di dalamnya, belum ada polisi yang berpatroli dan segudang ketidakpastian lainnya. Ini menjadikan Internet bagaikan hutan belantara yang membuat orang bisa berbuat apa saja di dalamnya.

Kejahatanpun mendapat tempat yang spesial di sini. Mulai dari penipuan sederhana sampai yang sangat merugikan, ancaman terhadap seseorang atau kelompok, penjualan barang-barang ilegal, sampai tindakan terorisme yang menewaskan ribuan orang juga bisa dilakukan menggunakan komputer dan Internet.
Melihat semakin meningkatnya kejahatan di internet dan dunia komputer, mulai banyak negara yang merespon hal ini. Dengan membuat pusat-pusat pengawasan dan penyidikan kriminalitas di dunia cyber ini diharapkan kejahatan cyber tidak akan terus berkembang merajalela tak terkendali. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, apa yang bisa di selidiki dari dunia internet dan komputer? Jika memang seseorang melakukan kejahatan, mana buktinya? mana saksinya?
Bukti dalam wujud fisik memang sulit untuk didapatkan dalam tindakan kejahatan cyber, namun para penyidik masih bisa membuktikan mereka bersalah atau tidak dengan bantuan bukti-bukti lain yang tidak kalah kuatnya, yaitu bukti-bukti digital.

Apa saja yang termasuk kejahatan digital?
Sebelum mulai masuk ke dalam bukti-bukti digital, rasanya kita perlu juga untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam kategori kejahatan digital atau yang juga sering disebut dengan istilah cybercrime. Definisi Cybercrime atau kejahatan digital adalah sesuatu tindakan yang merugikan orang lain atau pihak-pihak tertentu yang dilakukan pada media digital atau dengan bantuan perangkat-perangkat digital.
Tindakan, perilaku, perbuatan yang termasuk dalam kategori kejahatan digital atau Cybercrime adalah sebagai berikut:
* Penipuan finansial melalui perangkat komputer dan media komunikasi digital.* Penipuan finansial melalui perangkat komputer dan media komunikasi digital.
* Sabotase terhadap perangkat-perangkat digital, data-data milik orang lain, dan jaringan komunikasi data.
* Pencurian informasi pribadi seseorang maupun organisasi tertentu.
* Penetrasi terhadap sistem komputer dan jaringan sehingga menyebabkan privasi terganggu atau gangguan pada fungsi komputer yang Anda gunakan (denial of service).
* Para pengguna internal sebuah organisasi melakukan akses-akses ke server tertentu atau ke internet yang tidak diijinkan oleh peraturan organisasi.
* Menyebarkan virus, worm, backdoor, trojan pada perangkat komputer sebuah organisasi yang mengakibatkan terbukanya akses-akses bagi orang-orang yang tidak berhak.
Kejahatan-kejahatan digital ini sudah pasti memanfaatkan perangkat dan media digital dalam bekerja. Jadi bukti-bukti digital sudah pasti akan dihasilkan dari proses kejahatan ini. Tetapi bagaimana dengan kejahatan fisikal yang menggunakan bantuan perangkat dan media komunikasi digital? Tentu saja jika kejahatannya sudah berhubungan dengan perangkat digital, bukti kejahatannya tentu bisa saja tertinggal dalam format digital.

Sebenarnya apa itu bukti-bukti digital?
Sebuah tindakan kejahatan baik yang tidak direncanakan maupun yang direncanakan, pastilah menjalani sebuah proses. Proses kejahatan yang dilakukan oleh tersangka terhadap korbannya untuk menuju sebuah hasil akhir kejahatan, tentu akan banyak berhubungan dan mengandalkan bantuan dari berbagai aspek pendukung.
Di dalam interaksi antara korban, tersangka dan aspek pendukung, terjadi apa yang sering disebut exchange atau pertukaran. Tersangka, korban, dan aspek pendukung saling melakukan pertukaran atribut yang merupakan ciri khas atau identitas masing-masing dalam sebuah proses kejahatan. Dari atribut-atribut khas yang terekam inilah proses berlangsungnya kejahatan sering kali dapat tergambar dengan sangat jelas.

Melalui penyelidikan terhadap semua atribut yang saling tertukar tersebut biasanya para penyidik dapat diketahui siapa pelaku kejahatan, siapa korbannya, dan aspek-aspek apa saja yang digunakan dalam prosesnya. Atribut atau identitas apa saja yang terekam dan tertukar dalam sebuah proses kejahatan inilah yang disebut dengan bukti kejahatan.
Tindakan kejahatan tradisional umumnya meninggalkan bukti kejahatan berupa bukti-bukti fisikal, karena proses dan hasil kejahatan ini biasanya juga berhubungan dengan benda berwujud nyata. Dalam dunia komputer dan internet, tindakan kejahatan juga akan melalui proses yang sama. Proses kejahatan yang dilakukan tersangka terhadap korbannya juga akan mengandalkan bantuan aspek pendukung dan juga akan saling melakukan pertukaran atribut.

Namun dalam kasus ini aspek pendukung, media, dan atribut khas para pelakunya adalah semua yang berhubungan dengan sistem komputerisasi dan komunikasi digital. Atribut-atribut khas serta identitas dalam sebuah proses kejahatan dalam dunia komputer dan internet inilah yang disebut dengan bukti-bukti digital.

Apa perbedaan bukti digital dan fisikal?
Sesuai dengan namanya bukti fisikal adalah bukti yang berwujud fisik dan nyata. Wujud yang nyata tentu dapat dilihat, dirasa, dan disentuh. Dengan demikian bukti ini dapat diselidiki dan dianalisa dengan proses-proses fisik biasa, seperti misalnya dibaui, dikenali bentuknya, diraba, dan banyak lagi. Misalnya sidik jari pada sebuah pisau milik pelaku pembunuhan. Dengan sedikit bantuan alat khusus, sidik jari ini dapat terlihat dengan mudah dan darah korban dapat dikenali dari pisau itu. Proses analisa selanjutnya menjadi relatif lebih mudah dilakukan.
Dalam dunia komputer dan internet, Anda memasuki dunia digital yang hanya terdiri dari pulsa-pulsa listrik dan kumpulan logika angka 0 dan 1. Dunia komunikasi dan proses yang jauh lebih “virtual” dan samar-samar. Identitas seorang individu sangatlah sulit untuk diketahui di dalam dunia digital ini karena sifatnya lebih global. Disini tidak ada sidik jari yang merupakan ciri khas dari setiap orang. Atau tidak ada darah yang dapat dianalisa. Namun meski demikian proses kejahatan di dalamnya bukannya tidak berbekas sama sekali. Proses komunikasi dan komputasi digital juga bisa menghasilkan atribut-atribut khas, yaitu “benda-benda digital”.
Pertukaran atribut khas juga terjadi di dalam proses kejahatan di dunia digital ini, meskipun wujudnya adalah berupa benda digital. Contoh benda-benda digital seperti misalnya sebuah file dokumen, log akses, email header dan log, medan elektromagnet pada piringan harddisk, alamat IP, dan banyak lagi. Benda-benda ini tidak bisa disentuh, diraba, dibaui, dirasa. Benda ini hanya bisa dilihat, diukur satuannya, dan diproses lebih lanjut juga dengan menggunakan komputer. Tetapi meskipun demikian bukti-bukti ini sangat penting dan cukup kuat untuk dapat membuktikan sebuah kejahatan.

Contoh sederhananya adalah sebuah e-commerce web server yang memiliki sistem logging setiap kali server tersebut diakses. Melalui log ini, semua orang yang mengakses server akan terekam dengan jelas keterangannya, biasanya berupa alamat IP, port-port komunikasi yang digunakan, aktifitasnya di dalam server tersebut, dan banyak lagi. Dari log ini Anda dapat mengetahui alamat IP berapa yang melakukan “carding”. Kemudian Anda dapat mencari ISP mana pemilik alamat IP ini. Setelah menghubungi ISP yang bersangkutan dan menyertakan bukti-bukti aktifitasnya, Anda mungkin saja sudah dekat ke si pelaku. Itupun jika ia tidak “berkeliling dunia” dulu memanfaatkan celah-celah komputer orang lain untuk melakukan kejahatannya.

Apa saja yang termasuk dalam bukti digital?
Dunia digital memang cukup luas cakupannya. Proses-proses yang menggunakan pulsa listrik dan logika biner bukan hanya digunakan oleh perangkat komputer. Untuk itu sebuah kelompok kerja yang bernama Standard Working Group on Digital Evidence (SWGDE) mendefinisikannya sebagai semua informasi yang memiliki nilai pembuktian yang kuat yang disimpan atau ditransmisikan dalam bentuk sinyal-sinyal listrik digital. Maka itu, data yang sesuai dengan definisi ini biasanya adalah berupa kumpulan logika-logika digital yang membentuk sebuah informasi, termasuk teks-teks dokumen, video, audio, file gambar, alamat-alamat komunikasi digital, dan banyak lagi.

Apa saja yang dapat menjadi sumber bukti digital?
Perangkat yang menggunakan format data digital untuk menyimpan informasi memang sangat banyak. Meskipun dalam artikel ini cakupannya hanya seputar perangkat komputer dan jaringan saja, namun perangkat-perangkat lain juga memiliki potensi untuk menyimpan buktibukti digital. Seperti misalnya perangkat ponsel, smart card, bahkan microwave juga bisa berperan sebagai sumber buktibukti digital. Berdasarkan pertimbangan inilah maka dibuat tiga kategori besar untuk sumber bukti digital, yaitu:

* Open computer systems
Perangkat-perangkat yang masuk dalam kategori jenis ini adalah apa yang kebanyakan orang pikir sebagai perangkat komputer. Sistem yang memiliki media penyimpanan, keyboard, monitor, dan pernak-pernik yang biasanya ada di dalam komputer masuk dalam kategori ini. Seperti misalnya laptop, desktop, server, dan perangkat-perangkat sejenis lain. Perangkat yang memiliki sistem media penyimpanan yang kian membesar dari waktu ke waktu ini merupakan sumber yang kaya akan bukti-bukti digital. Sebuah file yang sederhana saja pada sistem ini dapat mengandung informasi yang cukup banyak dan berguna bagi proses investigasi. Contohnya detail seperti kapan file tersebut dibuat, siapa pembuatnya, seberapa sering file tersebut di akses, dan informasi lainnya semua merupakan informasi penting.
* Communication systems
Sistem telepon tradisional, komunikasi wireless, Internet, jaringan komunikasi data, merupakan salah satu sumber bukti digital yang masuk dalam kategori ini. Sebagai contoh, jaringan Internet membawa pesan-pesan dari seluruh dunia melalui e-mail. Kapan waktu pengiriman e-mail ini, siapa yang mengirimnya, melalui mana si pengirim mengirim, apa isi dari e-mail tersebut merupakan bukti digital yang amat sangat penting dalam investigasi.
* Embedded computer systems Perangkat telepon bergerak (ponsel), personal digital assistant (PDA), smart card, dan perangkat-perangkat lain yang tidak dapat disebut komputer tapi memiliki sistem komputer dalam bekerjanya dapat digolongkan dalam kategori ini. Hal ini dikarenakan bukti-bukti digital juga dapat tersimpan di sini. Sebagai contoh, sistem navigasi mobil dapat merekam ke mana saja mobil tersebut berjalan. Sensor dan modul-modul diagnosa yang dipasang dapatmenyimpan informasi yang dapat digunakan untuk menyelidiki terjadinya kecelakaan, termasuk informasi kecepatan, jauhnya perjalanan, status rem, posisi persneling yang terjadi dalam lima menit terakhir. Semuanya merupakan sumber-sumber bukti digital yang amat berguna.

Apakah sulit untuk mendapatkan bukti digital?
Penyidikan dan bukti-bukti digital mempunyai sebuah problem dalam implementasinya, yaitu Complexity atau kekompleksan. Banyak sekali aspek yang mendukung terciptanya bukti digital, sehingga tidak mudah untuk mendapatkannya apalagi mengertinya. Bukti-bukti digital biasanya didapat dalam bentuk “data mentah”. Data mentah merupakan data yang belum diformat dan ditampilkan ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mata dan pikiran manusia. Untuk itu tidaklah mudah bagi para penyidik untuk dapat langsung mengerti apa maksud dan isi dari bukti digital yang didapatnya.

Masalah ini biasanya bisa diselesaikan dengan menggunakan alat bantu penyidikan yang akan mengubah data mentah menjadi format yang lebih dapat dimengerti. Alat bantu ini biasanya akan menjalankan berbagai rutin dan algoritma untuk menerjemahkan data mentah menjadi sebuah format yang lebih manusiawi.

Dalam proses penerjemahan ini, data mentah akan melewati sebuah layer dimana akan diubah bentuknya menjadi format lain yang bisa dibaca oleh sebuah aplikasi. Layer ini sering disebut dengan istilah Abstraction layer. Contoh dari Abstraction layer adalah ASCII, HTML, paket-paket TCP/IP, signature-signature intrusion detection system, dan banyak lagi. Data mentah kemudian diproses dengan algoritma dan seperangkat aturan pada Abstraction layer untuk menghasilkan sesuatu keluaran yang dapat dibaca.

Namun perlu disadari juga proses ini tentunya tidak bisa luput dari kesalahan seperti misalnya adanya bug pada aplikasi, spesifikasi alat yang tidak tepat, konfigurasi yang salah, dan banyak lagi. Proses pengumpulan bukti digital memanglah tidak mudah.

Alat bantu apa yang banyak digunakan dalam penyidikan digital?
Teknik mengumpulkan bukti-bukti digital berkembang seiring dengan perkembangan teknologi komputer. Pada masa awal dilakukannya penyelidikan bukti digital, para penyidik biasanya langsung menggunakan perangkat digital yang mengandung barang bukti dalam melakukan pengumpulan bukti. Biasanya pengumpulan dilakukan dengan melihat langsung isi sebuah file atau mengopinya ke tempat penyimpanan lain. Padahal tindakan ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat mengubah atau bahkan merusak bukti-bukti digital yang ada pada perangkat tersebut.

Penyidikan yang dilakukan pada era 1980 an kebanyakan masih berkutat seputar file sistem saja, seperti misalnya mencari log-log, menyelidiki runutan modifikasi sebuah file, melihat siapa yang terakhir mengakses, dan banyak lagi. Di dalam era ini para penyidik masih belum terlalu memperdulikan validasi data yang dikumpulkannya. Selain itu bukti-bukti yang dihapus dengan sengaja maupun tidak sengaja belum menjadi prioritas utama dalam penyidikan.

Sampai pada era 1990 an, karena semakin meningkatnya cybercrime para penyidik harus makin perduli akan validitas bukti digital ini. Maka itu mulai banyak perangkat dan aplikasi dibuat untuk membantu pengambilan data dari sebuah perangkat digital. Tool-tool seperti SafeBack dan DIBS dibuat pada era ini untuk membantu penyidik mengumpulkan bukti digital tanpa sedikitpun mengubah detil-detil pentingnya. Semakin terasa penting dan tinggi tingkat kebutuhannya, tool-tool digital forensic dibuat semakin canggih dan hebat seiring dengan berjalannya waktu.

Salah satu contoh tool yang termasuk cukup hebat yang ada saat ini adalah Encase, aplikasi keluaran Guidance Software. Tidak hanya dapat membaca data-data yang sudah terhapus, Encase juga dapat memberitahukan sistem-sistem yang belum di patch, menerima masukkan dari Intrusion Detection System
untuk menyelidiki keanehan jaringan yang terjadi, merespon sebuah insiden keamanan, memonitoring pengaksesan sebuah file penting, dan banyak lagi.

Tidak hanya aplikasi saja yang berkembang, hardware-hardware khusus forensik juga banyak diciptakan. Salah satu tool yang paling penting dalam penyidikan digital adalah hard drive duplication system yang memiliki kemampuan mengopi seluruh isi sebuah harddisk tanpa mengubah detilnya. Mulai dari sistem operasi beserta registry-registrynya, file sistem dan partisi, deleted files (file-file yang sudah dihapus), free space, bahkan sisa-sisa data yang sudah di format.

Jangan Tergiur untuk berbuat Jahat
Apa reaksi Anda ketika menemukan sebuah situs penuh dengan nomor kartu kredit orang lain yang dapat digunakan untuk belanja di Internet? Tergiur? Tentu sesaat pasti Anda tergiur juga dan mulai memikirkan bagaimana cara menghabiskan limit belanjanya. Jika ingin belanja barang bagaimana proses pengirimannya, bagaimana penamaannya dan sebagainya, pasti pernah juga terbersit di benak Anda.
Namun sebaiknya Anda berpikir lagi sesaat apakah Anda akan aman dari kejaran polisi? Apakah bukti-bukti kejahatan Anda ini tidak dapat terlacak oleh pihak berwajib? Jangan pernah berpikir Anda aman karena berada di internet, karena sebenarnya tidaklah sulit untuk menyodorkan sejumlah bukti-bukti digital terhadap kejahatan yang akan Anda lakukan. Pada edisi berikutnya akan ditunjukan beberapa teknik dan contoh bukti-bukti digital yang bisa didapat dari dunia komputer, jaringan komunikasi data, dan internet. Jadi jangan tergiur untuk berbuat jahat

Kejahatan dunia cyber sekilas memang tidak kasat mata dan sangat sulit untuk dilacak, namun pada kenyataannya sulit juga untuk menutup-tutupinya, bagai bangkai yang akan tercium juga baunya. Bukti kejahatan yang dilakukan mungkin saja bisa di hilangkan dari perangkat dan jaringan data yang digunakan. Namun jika digali lebih dalam lagi, mungkin masih tertinggal sisa-sisa kejahatan tersebut sepanjang jalan dunia maya.

Untuk itu ada baiknya jika Anda mengetahui bagaimana proses terbentuknya sebuah bukti digital, dimana saja bukti digital bisa terbentuk dan disimpan, dan banyak lagi trik-trik mengumpulkan bukti-bukti digital. Meskipun hanya secara garis besar dan tidak akan membuat Anda menjadi seorang ahli forensik, namun informasi ini cukup berguna untuk referensi ketika sebuah kejahatan cyber menimpa Anda dan perangkat digital Anda.

Apa bukti digital pertama yang akan Anda temui di dalam PC ?
Untuk menggali bukti-bukti digital pada PC, mungkin ada baiknya untuk mereview sejenak bagaimana proses dan cara kerja sebuah komputer dalam melayani penggunanya. Dan bagaimana sebuah perangkat komputer dapat membentuk bukti digital yang cukup kuat.

Setiap kali sebuah komputer diaktifkan, maka sebuah proses yang disebut booting akan terjadi pertama kali. Ada tiga tahap proses dalam proses booting, yaitu CPU reset, Power-On-Self-Test (POST), dan disk boot.

CPU reset
CPU reset merupakan proses yang dilakukan PC pertama kali. Hal ini karena CPU merupakan komponen yang paling penting. Maka CPU reset dilakukan pertama untuk memulai semua aktifitas. CPU reset biasanya dipicu oleh tombol power, namun bisa juga dilakukan dari jaringan atau sistem lainnya. Setelah CPU aktif maka Basic Input Output System (BIOS) akan aktif juga.

BIOS bekerja melayani pergerakan data diseputar komputer karena disinilah informasi sistem input dan output ditentukan. BIOS dapat dilindungi dengan menggunakan password untuk dapat mulai bekerja. Jadi tanpa password BIOS yang benar komputer tidak akan bekerja. Pada BIOS terdapat program yang bernama Power-On-Self-Test (POST).

POST
Akan melakukan testing terhadap komponen dasar dari komputer. Ketika CPU mengaktifkan BIOS, program POST di jalankan. Yang pertama kali diperiksa oleh POST adalah integritas CPU dan program POST itu sendiri. Selebihnya, program POST akan memeriksa disk drive, monitor, RAM, dan keyboard. Pada saat BIOS sudah aktif dan POST belum selesai dilakukan, Anda dapat menginterupsi proses booting dan melakukan konfigurasi CMOS.

CMOS merupakan memori kecil untuk menyimpan BIOS beserta konfigurasi pentingnya seperti media yang melakukan booting, pengaturan processor, memori, dan banyak lagi. Di sini juga disimpan waktu dan penanggalan yang akurat untuk komputer tersebut. CMOS dilengkapi dengan batere khusus agar data-data di dalamnya tidak hilang.

Disk boot
sedangkan disk boot dibutuhkan setelah POST selesai karena komputer telah siap untuk menjalankan sistem operasi yang sangat berguna untuk menghubungkan manusia dengan komputer. Menjalankan sistem operasi diperlukan sebuah sistem inisialisasi awal yang akan menggabungkan semua fungsi komputer menjadi satu dan siap digunakan. Sistem awal ini kemudian disimpan dalam media yang dapat dibaca komputer. Media ini disebut dengan istilah disk boot.

Untuk melanjutkan penggunaan komputer, disk boot mutlak harus ada apapun medianya. Pengaturan media mana yang akan menjadi disk boot bisa Anda lakukan di dalam BIOS. Setelah semuanya selesai, Anda sudah siap untuk menggunakan komputer.

Bagaimana mengumpulkan bukti digital dalam sistem operasi?
Setelah tiga proses awal dilalui, maka komputer akan dikendalikan menggunakan sistem operasi. Seperti Anda ketahui, banyak sekali sistem operasi yang beredar saat ini, namun dalam topik ini hanya akan dibahasi bagaimana bukti digital dapat terjadi dan digali dari sistem operasi Windows. Untuk menggali bukti digital dalam level sistem operasi, tiga poin penting yang harus dimengerti oleh penyidik adalah cara kerja sistem operasi itu sendiri, file system, dan aplikasi yang berjalan di atasnya.

Cara kerja sistem operasi meliputi pengertian tentang sistem account pada Windows NT dan familinya, file access control, registry, sistem logging, dan banyak lagi. Semuanya memiliki tingkat kepentingan yang sama, namun umumnya sistem logging dan registry merupakan komponen yang akan sering dilihat.

Sistem logging merupakan komponen yang penting dalam penyelidikan karena pada log inilah tercatat semua pergerakan data. Di dalam sistem operasi Windows NT/2000/XP, logging disimpan dalam direktori “%systemroot%\system32\config\” (c:\winnt\system32\config\). File-file log yang ada di dalamnya termasuk file Appevent.evt (berisi catatan-catatan penggunaan aplikasi), Secevent.evt (merekam aktifitas yang berhubungan dengan security termasuk login), Sysevent.evt (mencatat semua kejadian-kejadian yang berhubungan dengan sistem seperti misalnya waktu shutdown). Selain file-file ini masih banyak lagi file log yang tersedia untuk diselidiki oleh penyidik.

Selain itu registry juga merupakan salah satu komponen penting dalam penyidikan digital. Sistem Windows menggunakan registry untuk menyimpan konfigurasi sistem dan detail penggunaan sistem operasi. Jadi dari key-key yang ada di dalam registry, banyak informasi yang bisa Anda dapatkan seperti kapan waktu akses sebuah aplikasi, file apa yang diakses menggunakan aplikasi tersebut, di mana letak file yang diakses, dan banyak lagi. Untuk melihat-lihat isi registry biasanya digunakan program sederhana bawaan Windows yaitu Regedt32.

Memahami file system berguna untuk mengetahui bagaimana data-data Anda disusun di dalam harddisk, data apa saja yang dimodifikasi, data apa saja yang disembunyikan, data apa saja yang telah di hapus, sistem partisi harddisk, dan banyak lagi. FAT dan NTFS merupakan file system yang sering digunakan oleh Windows. Proses pengumpulan bukti digital dari sisi file system biasanya adalah seputar recovery data yang telah terhapus dan penyidikan data-data yang dimodifikasi.

Recovery file yang telah dihapus menjadi sangat penting dalam penyidikan karena dapat mengorek kembali informasi-informasi lama yang sengaja maupun tidak sengaja di hapus. Biasanya proses ini mengandalkan program recovery seperti misalnya Ontrack. Easy-Recovery Pro atau DataLifter. Cukup banyak jenis-jenis data yang dapat dikembalikan dengan menggunakan aplikasi ini.

File dan data yang telah dimodifikasi juga dapat dilihat dengan menyelidiki informasi yang terkandung dalam file system FAT dan NTFS. Ketika sebuah file masuk kedalam PC melalui media apapun, sebuah sistem penanda dari file system akan diberikan pada file tersebut. Sistem penanda ini disebut datetime stamp. Penanda ini berisi tanggal dan waktu dimana file tersebut pertama kali masuk ke dalam PC. Ketika file tersebut diakses, dimodifikasi, atau dipindahkan tempatnya, date-time stamp akan berubah untuk menandai aksi-aksi ini.

FAT dan NTFS mempunyai karakteristik sendiri dalam melakukan penandaan ini dan mengumpulkannya menjadi sebuah informasi. Dengan memahami karakteristik ini, para penyidik dapat mengetahui aksi-aksi apa yang telah terjadi terhadap file-file bukti dan kapan hal tersebut terjadi. Aplikasi seperti Encase Forensic Edition dapat melayani Anda dalam melakukan penyidikan jenis ini.

Selain itu aplikasi-aplikasi dalam sistem operasi ini juga harus dikenali dengan baik. .NET framework, JAVA, bahasa pemrograman, scripting, dan aplikasi lainnya harus dimengerti untuk mengorek bukti digital. Dalam aplikasi-aplikasi besar, biasanya terdapat fasilitas logging yang amat berguna dalam melakukan penyidikan. Carilah file-file log ini jika memang ada. Selain itu, jika diperlukan lakukan pengujian aplikasi-aplikasi tersebut untuk mengetahui karakteristiknya. Namun pengujian sebaiknya dilakukan pada PC lain.

Bagaimana mengumpulkan bukti digital dalam jaringan data?
Jaringan data saat ini merupakan sebuah fasilitas yang mau tidak mau harus ada dalam dunia komputer. Bekerja dengan komputer tidak lagi bersifat individual sejak ada fasilitas ini. Jaringan LAN dan jaringan super besar Internet, merupakan salah satu fasilitasnya. Orang-orang semakin banyak mengandalkan E-mail untuk berkomunikasi, E-commerce untuk berbelanja, browsing web site untuk mencari informasi, dan banyak lagi. Seiring berkembangnya jaringan data, kejahatan pun mulai memasuki era ini. Namun tidak perlu khawatir karena tersedia juga bukti-bukti digital dalam dunia maya ini.

Dunia Internet dan jaringan data memang sangat luas, oleh sebab itu bukti digital dapat dikumpulkan dari banyak titik. Jika mau di lacak, mulai dari layer komunikasi physical sampai layer application berpotensi menyimpan bukti digital. Namun beberapa titik penting yang sering digunakan dalam investigasi dari segi jaringan data adalah bukti digital pada e-mail, sistem pengalamatan dan penamaan IP, dan file-file log yang dihasilkan pada perangkat-perangkat jaringan dan server.

Sistem komunikasi e-mail menjadi sangat penting dilacak karena saat ini email sudah menjadi “barang wajib” dalam berkomunikasi. Maka itu banyak pula tindakan kejahatan yang menggunakan email sebagai perantara dan medianya. Untuk melakukan penyidikan terhadap sebuah e-mail, sebuah bukti digital yang sangat penting adalah email header tersebut. Dengan menggunakan informasi yang ada dalam email header, penyidik dapat mengetahui sumber dari e-mail tersebut dan bukan tidak mungkin untuk mendapatkan siapa individu yang mengirimkan e-mail tersebut.

E-mail header pasti ada pada setiap e-mail. Anda bisa melihatnya dengan mudah jika menggunakan mail client seperti Outlook, Outlook Express, Eudora, dan banyak lagi. Tinggal atur saja opsi pengatur tampilan, kemudian pilih opsi yang menawarkan Anda untuk melihat e-mail beserta header-nya.

Header ini dapat dibaca dengan mudah. Carilah kalimat yang diawali dengan kata Received, Anda akan menemukan beberapa kalimat di dalamnya. Urutan membacanya adalah dari bawah ke atas. Kalimat Received paling bawah menunjukan sumber email tersebut berasal, sedangkan Received paling atas menunjukkan tujuan akhir dari e-mail tersebut. Kalimat Received di antaranya adalah urutan jalannya e-mail.

Selain e-mail header, pengalamatan dan penamaan IP juga merupakan bukti digital yang cukup penting. Dengan sistem penamaan dan pengalamatan IP yang telah diatur dengan baik oleh lembaga internasional yang menangani masalah tersebut, maka pelacakan kejahatan menjadi mudah. Lembaga internasional seperti ARIN (mewakili area regional Amerika Serikat), APNIC (untuk area Asia), RIPE (untuk area Eropa), dan banyak lagi, bertugas mengurus sistem pengalamatan IP mulai dari bertindak sebagai “penjual” IP sampai menyimpan data-data dari Siapapun dapat mengetahui informasi yang cukup lengkap mengenai pemegang sebuah alamat IP. Dengan demikian maka bukti digital alamat IP menjadi cukup kuat. Namun para penyidik harus lebih berhati-hati karena teknik IP spoofing (menggunakan alamat IP palsu) sering kali digunakan untuk mengacaukan bukti digital ini.

Log-log dari perangkat jaringan pun menjadi barang bukti yang sangat penting karena dengan perangkat-perangkat inilah komunikasi dapat terjadi, termasuk juga tindak kejahatan. Log-log ini biasanya bisa didapat dari berbagai sumber, mulai dari perangkat jaringan terdekat dengan korban, perangkat penyedia jasa jaringan, perangkat penyedia jasa Internet, mail server, radius server, router, firewall, IDS, dan banyak lagi. Jika log-log ini dikumpulkan dari setiap titik, mungkin saja kejahatan akan cepat terlacak.

Kejahatan modern kejahatan digital
Kini siapa yang tidak menggunakan bantuan perangkat digital dan komputer untuk melakukan pekerjaan masyarakat modern. Mulai dari mengetik sampai melakukan transaksi miliaran rupiah kini tidak bisa lepas dari bantuan komputer. Maka itulah dunia kejahatan pun juga ditransfer dengan sempurna kedalam dunia maya ini. Kejahatan digital cukup sulit untuk dihindari dan dideteksi sejak dini. Jika sudah terjadi, hanya dengan bukti-bukti digitallah kejahatan ini dapat terkuak. Berhati-hatilah! 


Source : http://www.ketok.com/index.php?news_id=286&start=32&category_id=17&parent_id=0&arcyear=&arcmonth=

Ketika Speedi-Lube membuka kesempatan di Seattle, Wahington, Speedi-Lube menjadi salah satu dari perusahaan pertama yang menawarkan jasa pergantian oli dan pelumas dalam waktu 10 menit. Sekarang, sudah ada ribuan outlet namun dengan konsep yang baru. Pemikiran/ ide yang ada memberikan jasa alternatif untuk mengganti pelumas dengan hanya waktu 10 menit saja. Karena konsep ini tidak dipahami oleh pelanggan pada saat itu, maka Speedi-Lube perlu untuk mengkomunikasikan dan memposisikan jasa secara jelas sehingga pelanggan akan memiliki bentuk harapan yang akurat. Dan karena pemeliharaan mobil bersifat intangible dan pelanggan tidak benar-benar mengerti terhadap apa yang telah dilakukan pada mobil mereka, maka Speedi-Lube perlu secara nyata memberikan bukti fisik untuk mengkomunikasikan konsep sebelum, selama, dan setelah penjualan. Contohnya Speedi-Lube membuat papan reklame (billboard) dengan dasar biru dan tulisan putih: SPEEDI-LUBE, 10 MENIT SAJA, TANPA PENGANGKATAN, BUKA 7 HARI, JAM 9-6. Dan dari serangkaian bukti fisik yang dilakukan Speedi-Lube terhadap pelanggannya adalah memberikan daftar perincian jasa penyediaan peggantian pelumas. Sebagai sentuhan terakhir karyawan Speedi-Lube akan mengunci katup pelumas dan memastikan semua baik, serta Speedi-Lube akan memberikan saran pengingat untuk mengganti oli tiga bulan kemudian.


BUKTI FISIK
Apa itu bukti fisik?
 Karena jasa tidak dapat terlihat atau bersifat intangible, pelanggan sering kali mengandalkan isyarat nyata (tangible cues), atau bukti fisik (physical evidence) dalam mengevaluasi jasa sebelum membelinya dan memperkirakan kepuasan mereka terhadap jasa selama dan setelah mengkonsumsi jasa tersebut. Desain yang efektif dari fisik, ataupun bukti nyata sangatlah penting, unsur dasar bukti fisik terdiri dari seluruh aspek fasilitas fisik organisasi (servicescape). Unsur dari servicescape yang mempengaruhi pelanggan terdiri dari dua hal, yaitu ciri bagian luar (eksterior) seperti signage, tempat parkir, pemandangan, dan ciri bagian dalam (interior) seperti desain, tata ruang, peralatan, dan dekorasi/ hiasan. Secara garis besar bukti fisik meliputi fasilitas fisik organisasi dan bentuk-bentuk komunikasi fisik lainnya yang dapat dilihat pada tabel 11.1
tabel 11.1 Elemen-Elemen Physical Evidence
Servicescape
Komunikasi fisik lainnya
Eksterior fasilitas jasa
  Desain eksterior
  Signage
  Tempat parkir
  Lingkungan sekitar
Interior fasilitas jasa
  Desain interior
  Peralatan
  Signage
  Tata letak
  Kualitas udara/ temperatur
Kartu bisnis/ kartu nama
Alat tulis
Rekening tagihan
Laporan
Busana karyawan
Seragam
Brosur
Situs Internet
Virtual servicescape

Bagaimana bukti fisik mempengaruhi pengalaman pelanggan?
Bukti fisik, terutama sekali servicescape, memiliki pengaruh yang besar dalam pengalaman pelanggan, hal ini benar entah itu pengalaman biasa (seperti pengalaman naik bis, menggunakan kereta api bawah tanah), momen pribadi yang berarti (seperti pengalaman menikah di gereja, ruang bersalin di rumah sakit), atau hal yang luar biasa (perjalanan petualangan selama seminggu). Pada semua kasus, bukti fisik dari jasa akan mempengaruhi pengalaman, pelanggan mengaitkan ini dengan kepuasan, hubungan emosional dengan penyampaian pengalaman perusahaan.

Source : http://pemasaranjasa.blogspot.com/2008/12/makalah-kelompok-7.html

Karyawan pertanian organik: profesi baru

Senin 19 Juli 2010

Image Dengan pembangunan pertanian, menciptakan lapangan kerja baru. Begitu pula dengan pertanian organik. Hal ini dalam bentuk manajemen permintaan tenaga kerja manual adalah pengalaman, di samping itu, karyawan harus memiliki paling profesional yang luas.
Dan sehingga pekerjaan baru akan meningkatkan permintaan bagi pemasar produk organik, spesialis dalam produksi tanaman organik, menyadari metode ekologi pemupukan, perlindungan tanaman organik, sistem tumbuh organik.

Ekologi Peternakan membutuhkan pengetahuan khusus dokter hewan, pengetahuan tentang pengobatan dengan herbal, dopierania pakan organik yang cukup, perawatan untuk kesehatan dan kesejahteraan. Hal ini juga transportasi yang tepat penting dari hewan, mengurangi stres dan penderitaan.

Pertanian organik juga memberikan banyak peluang bagi para profesional di bidang perbankan, pemasaran, konsultasi keuangan, penasihat, logistik, konstruksi, pedesaan, wisata pedesaan.

Source : http://rolnicy.com/id/ekologia/pracownik-gospodarstwa-ekologicznego:-nowy-zawod-2010.html

Teknisi umumnya adalah seseorang yang menguasai bidang teknologi tertentu yang lebih banyak memahami teori bidang tersebut, seperti insinyur. Umumnya mereka lebih menguasai teknik dibandingkan layperson rata-rata, atau malah profesional dalam bidang itu. Pemahaman tingkat menengah atas teori dan teknik tingkat tinggi umumnya dikuasai oleh teknisi untuk menjadi ahli dalam hal peralatan tertentu. Ini bisa menjadi bagian proses (manufaktur) yang lebih besar. Karena itu, teknisi audio, bila tak seterlatih di bidang akustik sebagai fisikawan maupun teknisi akustik, umumnya tau lebih banyak daripada personel studio lainnya, termasuk pelakon, dan bisa mengoperasikan peralatan suara dengan lebih baik. Teknisi bila dikelompokkan sebagai pekerja terlatih maupun pekerja setengah terlatih.
Teknisi bisa ditemukan di sejumlah bidang, dan biasanya memiliki gelar pekerjaan dengan predikat 'teknisi' menyusul kategori kerja yang lebih cocok. Kemudian, 'teknisi panggung' adalah pekerja yang menyediakan dukungan teknis menaruh lakon, sedangkan 'teknisi medis' adalah pekerja yang menyediakan bantuan teknis dalam bidang industri kedokteran maupun profesi medis.
Source :  http://id.wikipedia.org/wiki/Teknisi

GAYA KEPEMIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA

Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya (ILO, 1979). Greenberg yang dikutip oleh Sinungan (1985) mengartikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut.
Pentingnya produktivitas kerja mencakup banyak hal, dimulai dari produktivitas tenaga kerja, produktivitas organisasi, produktivitas modal, produktivitas pemasaran, produktivitas produksi, produktivitas keuangan dan produktivitas produk. Pada tahap awal revolusi industri di negara-negara Eropah, perhatian lebih banyak tertuju pada bidang produktivitas tenaga kerja, produktivitas produksi dan produktivitas pemasaran. Sedangkan di negara Jepang, perhatian peningkatan produktivitas tertuju pada produktivitas tenaga kerja dan produktivitas organisasi, sehingga keharmonisan kepentingan buruh dan majikan dipelihara dengan baik.
Riggs (dalam Prisma. 1986:5) menyatakan ada 3 tahapan penting yang perlu ditempuh untuk mensukseskan gerakan produktivitas, yaitu dengan ringkasan A-I-M (Awareness, Improvement, dan Maintanence). Indonesia, pada saat ini masih pada tahap Awareness, belum mencapai Inprovement dan Maintanance. Untuk sampai pada tahap Improvement dan Maintanance banyak cara yang ditempuh, diantaranya dengan meningkatkan produktivitas total, yang terdiri dari (a). Tingkat ekonomi makro; (b). Tingkat sektor lapangan usaha; (c). Tingkat unit organisasi secara individual dan; (d). Tingkat manusia secara individual. Simanjuntak (1983) menyatakan bahwa produktivitas dipengaruhi oleh faktor yang bersumber dari individu itu sendiri, lingkungan sosial pekerjaan, dan faktor yang berhubungan dengan kondisi pekerjaan. Batu Bara (1989) menyatakan bahwa produktivitas itu dipengaruhi oleh motivasi dan atos kerja, Keterampilan dan kualitas tenaga kerja, pengupahan dan jaminan sosial.
Sedangkan kepemimpinana memainkan peranan yang amat penting, bahkan dapat dikatakan amat menentukan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pimpinan membutuhkan orang lain, yaitu bawahan untuk melaksanakan secara langsung tugas-tugas, di samping memerlukan sarana dan prasarana lainnya. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan usaha dan iklim yang kondusif di dalam kehidupan organisasional.
Bennis (dalam Kartono, 1982) memberi batasan kepemimpinan sebagai “… the process by which an agent induces a subordinate to behave in a desired manner” (proses yang digunakan seorang pejabat menggerakkan bawahannya untuk berlaku sesuai dengan cara yang diharapkan). Dari defenisi di atas dapat dinyatakan bahwa kepemimplnan adalah merupakan proses mempengaruhi atau menggerakkan bawahan (followers) agar mau melaksanakan apa yang diinginkan atau diharapkan oleh pimpinan tersebut. Oleh karena pentingnya peranan kepemimpinan di dalam kehidupan organisasional, ada pakar yang menyebut bahwa “Leadership is getting things done by the others”.
Seorang pemimpin di dalam melaksanakan kepemimpinan haruslah memiliki kriteria-kriteria yang diharapkan, dalam arti seorang pemimpin harus memiliki kriteria yang lebih dari pada bawahannya misalnya jujur, adil, bertanggung jawab, loyal, energik, dan beberapa kriteria-kriteria lainnya. Kepemimpinan merupakan sebuah hubungan yang kompleks, oleh karena berhadapan dengan kondisi-kondisi ekonomi, nilai-nilai sosial dan pertimbangan politis.
GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA
Gaya kepemimpinan, Secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan/pegawai. Hal ini didukung oleh Sinungan (1987) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang termasuk di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Dewasa ini, banyak para ahli yang menawarkan gaya Kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori situasional.
Dari beberapa gaya yang di tawarkan para ahli di atas, maka gaya kepemimpinan situasionallah yang paling baru dan sering di gunakan pemimpin saat ini. Gaya kepemimpinan situasional dianggap para ahli manajemen sebagai gaya yang sangat cocok untuk diterapkan saat ini.
Sedangkan untuk bawahan yang tergolong pada tingkat kematangan yaitu bawahan yang tidak mampu tetapi berkemauan, maka gaya kepemimpinan yang seperti ini masih pengarahan, karena kurang mampu, juga memberikan perilaku yang mendukung. Dalam hal ini pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah (two way communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan motivasi kerjanya.
Selanjutnya, yang mampu tetapi tidak mau melaksanakan tugas/tangung jawabnya. Bawahan seperti ini sebenarnya memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan, akan tetapi kurang memiliki kemauan dalam melaksanakan tugas. Untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, dalam hal ini pemimpin harus aktif membuka komunikasi dua arah dan mendengarkan apa yang diinginkan oleh bawahan. Sedangkan gaya delegasi adalah gaya yang cocok diterapkan pada bawahan yang memiliki kemauan juga kemampuan dalam bekerja. Dalam hal ini pemimpin tidak perlu banyak memberikan dukungan maupun pengarahan, karena dianggap bawahan sudah mengetahui bagaimana, kapan dan dimana mereka barus melaksanakan tugas/tangung jawabnya. Dengan penerapan gaya kepemimpinan situasional ini, maka bawahan/pegawai merasa diperhatikan oleh pemimpin, sehingga diharapkan produktivitas kerjanya akan meningkat.
Selain itu ada beberapa jenis gaya kepemimpinan yang di tawarkan oleh para pakar leardership, mulai dari yang klasik sampai kepada yang modern yaitu gaya kepemimpinan situasional model Hersey dan Blancard. (dalam Erika revida)
1. Gaya Kepemimpinan Kontinum
Gaya ini pertama sekali dikembangkan oleh Robert Tannenbaum dan warren Schmidt. Menurut kedua ahli ini ada dua bidang pengaruh yang ekstrim, yaitu:
1). Bidang pengaruh pimpinan (pemimpin lebih menggunakan otoritas)
2). Bidang pengaruh kebebasan bawahan. (Pemimpin lebih menekankan gaya demokratis)
2. Gaya Managerial Grid
Sesungguhnya, gaya managerial grid lebih menekankan kepada pendekatan dua aspek yaitu aspek produksi di satu pihak, dan orang-orang di pihak lain. Blake dan Mouton menghendaki bagaimana perhatian pemimpin terhadap produksi dan bawahannya (followers).
Dalam managerial grid, ada empat gaya yang ekstrim dan ada satu gaya yang berada di tengah-tengah gaya ekstrim tersebut,
a. Grid 1 manajer sedikit sekali memikirkan produksi yang harus dicapai. sedangkan juga sedikit perhatian terhadap orang-orang (followers) di dalam organisasinya. Dalam grid ini manajer hanya berfungsi sebagai perantara menyampaikan informasi dari atasan kepada bawahannya.
b.Grid 2 manajer mempunyai perhatian yang tinggi terhadap produksi yang akan dicapai juga terhadap orang-orang yang bekerja dengannya. Manajer seperti ini dapat dikatakan sebagai “manajer tim” yang riel (The real team manajer) karena ia mampu menyatukan antara kebutuhan-kebutuhan produksi dan kebutuhan orang-orang secara individu.
c. Grid 3 manajer memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap orang-orang dalam organisasi, tetapi perhatian terhadap produksi adalah rendah. Manajer seperti ini disebut sebagai “pemimpin club”. Gaya seperti ini lebih mengutamakan bagaimana menyenangkan hati bawahannya agar bawahannya dapat bekerja rileks, santai, bersahabat, tetapi tidak ada seorangpun yang berusaha untuk mencapai produktlvitas.
d.Grid 4. adalah manajer yang menggunakan gaya kepemimpinan yang otokratis (autrocratic task managers), karena manejer seperti ini lebih menekankan produksi yang harus dicapai organisasinya, baik melalui efisiensi atau efektivitas pelaksanaan kerja, tetapi tidak mempunyai atau sedikit mempuyai perhatian terhadap bawahan.
Pemimpin yang baik adalah lebih memperhatikan terhadap produksi yang akan dicapai maupun terhadap orang-orang. Grid seperti ini berusaha menyeimbangkan produksi yang akan dicapai dengan perhatian terhadap orang-orang, dalam arti tidak terlalu menyolok. Manajer seperti ini tidak terlalu menciptakan target produksi yang akan dicapai, tetapi juga tidak mempunyai perhatian yang tidak terlalu menyolok kepada orang-orang.
3. Tiga Dimensi dari Reddin
Menurut Reddin, ada jenis gaya yang barus diperhatikan yaitu gaya yang efektif dan gaya yang tidak efektif. Gaya kepemimpinan dari Reddin ini tidak terpengaruh kepada lingkungan sakitarnya.
Gaya yang efektif terdiri atas empat jenis, yaitu :
a. Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan dan hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang baik dan mau menetapkan produktivitas yang tinggi.
b. Pencinta Pengembangan (Developer). Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang penuh terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan adalah minim.
c. Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum terhadap pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan kerja yang minimum sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan bawahannya.
Gaya yang tidak efektif adalah sebagai berikut :
1). Pencinta Kompromi (Compromiser).
Gaya Kompromi ini menitikberatkan perhatian kepada tugas dan hubungan kerja berdasarkan situasi yang kompromi.
2). Missionari
Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan, dalam arti memberikan perhatian yang besar dan maksimum pada orang-orang dan hubungan kerja tetapi sedikit perhatian terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai.
3). Otokrat
Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap tugas dan sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang tidak sesuai.
4). Lari dari tugas (Deserter)
Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti ini sama sekali tidak memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun hubung kerja.
4. Gaya Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpin situasional mencoba mengkombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada. Gaya ini diketengahkan oleh Hersey dan Blancard yang amat menarik untuk dipelajari.
Menurut gaya kepemimpinan situasional, ada tiga hal yang saling berhubungan yaitu:
a) Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan.
b) Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan.
c) Tingkat kematangan dan kesiapan para pengikut yang di tunjukkan dalam melaksanakan tugas kasus, fungsi atau tujuan tertentu.
Pada dasarnya, konsepsi gaya kepemimpinan situasional menekankan kepada perilaku pimpinan dengan bawahan (followers) saja, yang dihubungkan dengan tingkat kematangan dan kesiapan bawahannya. Kematangan (maturity) dalam hal ini diartikan sebagai kemauan dan kemampuan dari bawahan (followers) untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan perilaku sendiri.
Menurut Hersey dan Blancard penemunya (1979) ada empat jenis tingkat kematangan bawahan (followers) yaitu :
a. Orang yang tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin (M1).
b. Orang yang tidak mampu tetapi mau (M2).
c. Orang yang mampu tetapi tidak mau atau kurang yakin (M3).
d. Orang yang mampu dan mau atau yakin (M4).
Gaya kepemimpinan “Partisipasi” adalah gaya yang sesuai untuk tingkat kematangan Mampu akan tetapi tidak memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab (M3)/tugas, karena ketidakmauan atau ketidakyakinan mereka untuk melakukan tugas/tangung jawab seringkali disebabkan karena kurang keyakinan. Dalam kasus seperti ini pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendegarkan mendukung usaha-usaha yang dilakukan para bawahan/pengikutnya.
Selanjutnya, untuk tingkat kematangan yang mampu dan mau/yakin (M4), maka gaya kepemimpinan yang sesuai adalah gaya “Delegasi”, karena orang/bawahan seperti ini adalah mampu melaksanakan tugas dan mau/yakin. Dengan gaya delegasi ini pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya. Mereka diperkenankan untuk melaksanakan sendiri dan memutuskannya tentang bagaimana, Kapan dan dimana pekerjaan mereka harus dilaksanakan. Pada gaya delegasi ini tidak terlalu diperlukan komunikasi dua arah.

Source : http://cokroaminoto.wordpress.com/2008/04/18/gaya-kepemimpinan-dan-produktivitas-kerja/

Tugas Struktural & Kultural
Tradisi yang umum berlaku di tempat kerja kerap kali mewajibkan kita untuk menjadi pengembang (developing others). Jika tugas ini tidak diberikan secara struktural, ia diberikan secara kultural. Pokoknya, semakin lama kita bekerja di suatu tempat, secara otomatis kita pasti punya tanggung jawab sebagai pengembang. Lebih-lebih jika jabatan kita naik, misalnya dari staff biasa ke supervisor lalu ke manajer.
Sebuah lembaga konsultan ternama di Jakarta mencoba mengkelompokkan sejumlah kemampuan (kompetensi) yang perlu dimiliki oleh seorang pekerja, dari mulai level bawahan (kayawan biasa) sampai ke level atasan (supervisor dan manajerial). Hasilnya bisa Anda lihat di bawah ini:
Kompetensi Tingkat Karyawan
(Bawahan)
Kompetensi Tingkat Atasan
(Supervisor & Manajer)
Mencari informasi & belajar
Fleksibilitas
Fleksibilitas
Skill  manajerial, profesional dan teknikal
Pelayanan pelanggan
Perhatian terhadap tugas
Teamwork
Interpersonal
Motivasi yang bagus
Teamwork
Membangun relasi
Mengembangkan orang lain
Mengontrol emosi (self-control)
Komitmen organisasi
Jika disimpulkan, tugas kita pertama kali adalah mengembangkan diri sendiri dengan fasilitas dan resource yang bisa kita gunakan. Setelah hasilnya terbukti, barulah kita punya tugas untuk mengembangkan orang lain. Jika kita kurang bagus menjalankan tugas yang pertama, akibatnya kita pun tidak bisa menjalankan tugas kedua dengan bagus. Memang, pengembangan orang lain itu ada ruang lingkupnya, tergantung kemampuan. Ada yang hanya bisa mengembangkan untuk sedikit orang (individu) dan ada yang sudah sanggup mengembangkan banyak orang (kelompok).
Dalam konsep pengembangan kompetensi, mengembangkan orang lain itu termasuk kompetensi. Dikatakan kompetensi, berarti bukan watak bawaan, melainkan sebuah kualitas di dalam diri yang baru sebagai hasil dari bentukan atau usaha. Artinya, tidak terlalu tepat kalau jabatan kita naik atau peranan kita mulai diakui, namun kita berkesimpulan tidak punya bakat atau bawaan untuk mengembangkan orang lain. Punya atau tidak punya, ini perlu kita lakukan dan perlu kita pelajari.
Secara kompetensi ditemukan ada beberapa ciri khas yang menandai apakah seseorang itu punya kompetensi bagus di sini atau tidak. Sebagai acuan, Anda bisa melihat seperti apa ciri-ciri orang yang punya kompetensi bagus di sini di bawah ini:
  1. Mengekspresikan harapan positif atas orang-orang yang dikembangkan
  2. Punya model keyakinan dan penilaian bahwa orang-orang yang dikembangkannya memiliki motivasi dan kemauan untuk belajar
  3. Memberikan arahan atau mendemontrasikan alasan-alasan rasional sebagai strategi pengembangan
  4. Memberikan feedback negatif hanya pada tindakan, bukan pada orangnya, lalu memberikan arahan untuk menampilkan kinerja yang lebih bagus di masa mendatang (koreksi dan improvisasi)
  5. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan atau training berdasarkan penilaian yang akurat untuk mewujudkan proses pengembangan yang lebih klop antara kebutuhan, kemampuan, dan keadaan
Sebaliknya, seseorang yang belum bagus kompetensinya di sini mungkin akan lebih sering mengekspresikan harapan negatif (misalnya pesimis tarhadap perkembangan orang lain), suka bikin kesimpulan yang mematikan atau selalu menuding 'muridnya' sebagai sumber masalah, atau kurang peduli apakah metode dan materinya cocok atau tidak. Mungkin sering juga ngambek sama orangnya dan tidak memberikan pengarahan untuk bisa lebih baik.
"Yang kurang dari manusia itu bukan kapasitasnya, melainkan bimbingannya"
(Jim Rohn)

Hukuman Dalam Pengembangan

Apa hubungan antara pengembangan dan hukuman? Pengembangan di dunia kerja itu bermacam-macam: ada yang untuk mengembangkan kapasitas mental, moral, dan keahlian kerja. Secara suara hati, semua orang sebetulnya sangat senang mendapatkan sentuhan-sentuhan pengembangan dari orang lain (atasannya). Tetapi, karena di dalam diri setiap orang itu ada nafsunya, kepentingan-pribadinya, dan level kesadaran yang tidak sama, makanya mungkin saja proses pengembangan itu tidak terjadi seperti yang diharapkan. Bisa juga penyimpangan itu muncul dari si pengembangnya.
Ketika penyimpangan itu muncul, ada sebagian orang yang senang melirik cara pengembangan dengan memberikan hukuman. Dari yang umum diterapkan di dunia kerja, hukumannya itu ada yang administratif dan ada yang mental. Contoh hukuman adminsitratif itu misalnya pemotongan gaji, pembatalan kenaikan jabatan, dan sampai pemecatan. Sedangkan hukuman mental itu banyak macamnya, misalnya saja: de-jobbing, distrust, penugasan yang berlebihan, dan lain-lain.
Kalau kita lihat ke prakteknya, hukum-menghukum di dunia kerja itu relatif kurang menonjol dibanding dengan misalnya di dunia pendidikan atau keluarga. Ini karena di setiap kantor itu sudah punya peraturan tak tertulis yang kira-kira bunyinya adalah: "Anak-anak tidak boleh bekerja di kantor". Kenapa relevansinya ke anak-anak? Oh ya. Secara kesadaran, hukuman itu hanya pas diberlakukan kepada orang yang motif kesadarannya masih didominasi oleh ancaman faktor eksternal.
Jika kita hari ini sedang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan bawahan, sah-sah saja hukuman itu kita terapkan sejauh memang ada alasan yang cukup kuat. Cuma, apapun alasannya, hukuman itu harus kita pahami bukan sebagai tujuan, melainkan alat untuk mencapai tujuan. Jadi, kita perlu menghindari keinginan menghukum, tetapi tujuannya hanya untuk menghukum (sebagai balas dendan, sentimen pribadi, pelampiasan kejengkelan, dst). Karena itu, sebelum hukuman itu diberlakukan, tujuannya harus kita clear-kan dulu. Setelah tujuan clear, barulah kita bisa berpikir apakah cara demikian ini cocok atau tidak. Sekedar sebagai acuan untuk meng-clear-kan tujuan itu, kita bisa mengacu ke pilihan-pilihan di bawah ini:
  • Hukuman untuk memenuhi standar / target
  • Hukuman untuk menaikkan kesadaran moral atau mental
  • Hukuman untuk meluruskan penyimpangan
  • Hukuman untuk menghentikan pelanggaran
  • Hukuman untuk melakukan perbaikan
  • Hukuman untuk melakukan pencegahan
  • Hukuman untuk memberikan pelajaran bagi orang lain
  • Dan lain-lain
Intinya, tujuan itu bisa berupa set of conduct (seperangkat tindakan perbaikan yang harus dilakukan) atau set of result (seperangkat target atau sasaran yang harus dihasilkan). Idealnya, tujuan itu perlu kita desain supaya lebih spesifik dalam arti jelas sasarannya. Kemudian juga perlu diusahakan rasional dalam arti bisa dijalankan, dan membawa perbaikan, entah itu untuk jangka pendek atau jangka panjang, entah itu untuk dirinya saja atau untuk dirinya dan orang banyak.
Dalam beberapa kasus yang kerap muncul di lapangan, ada sebagian orang yang menggunakan teknik de-jobbing untuk menghukum. Misalnya saja kita membiarkan si A itu masuk kerja biasa, tetap menerima gaji bulanan dan hak-haknya sebagai karyawan, tetapi kita tidak memberikan pekerjaan, bimbingan, teguran, atau tugas yang semestinya. Sebagian orang merasakan ini termasuk hukuman mental yang berat, tetapi ada juga yang tidak merasakan seperti itu.
Efektifkan de-jobbing yang kita praktekkan seperti itu? Ini tergantung. Tetapi, secara akal-dasar, praktek demikian telah merugikan organisasi karena harus tetap mengeluarkan cost. Kemudian, jika orangnya tidak bisa menangkap tujuannya, ini juga akan menjadi problem tersendiri. Si orang itu tidak tahu apa yang harus dilakukannya dan apa yang hindari. Dipikir-pikir kita sendiri juga rugi. Kenapa? Karena dengan menerapkan cara seperti itu, kita menyembunyikan catatan hitam tentang seseorang. Secara perasaan, ini bisa membuat kita tidak bisa "flow". Karena itu ada yang mengatakan bahwa teknik semacam itu kurang 'gentle'. Lain soal kalau tujuannya sudah dipahami dan itu kita terapkan untuk masa tertentu, untuk menguji efek tertentu, dan kita tidak terbawa larut / tetap bisa objektif.
"Punish the response, not the people.
People are rewarded and responses are reinforced"
(Psychology & Life, 1979)

Panduan Umum Dalam Menerapkan Hukuman
Kalau membaca nasehat beberapa ahli, di bawah ini adalah sebagian dari sekian panduan yang bisa kita ikuti:
Pertama, sesuaikan dengan orangnya. Ada orang yang cocoknya memang perlu dihukum dengan tegas dan keras tetapi ada yang tidak. Kitalah yang perlu tahu siapa dia. Bahkan terkadang perlu melihat kondisinya saat itu juga. Bisa dibayangkan kalau ada seseorang yang sedang stress berat memikirkan masalah keluarganya, tetapi di kantor dia mendapatkan hukuman yang berat. Kalau dia agresif, dia akan melawan atau temparemennya muncul. Sebaliknya, kalau dia pasif, dia akan down.
Kedua, sesuaikan dengan bobot kesalahanya. "Jangan mengusir lalat dengan pistol". Ini filosofi dasarnya. Artinya adalah, jangan memberi hukuman berat untuk masalah kecil. Sebaliknya juga begitu. Jangan memberi hukuman kecil untuk masalah besar. Intinya perlu diproporsionalkan. Yang perlu kita hindari adalah pilih kasih untuk alasan-alasan yang sangat subyektif. Misalnya saja kita tidak menghukum seseorang yang mestinya pantas dihukum atau memberi hukuman ke orang yang belum pantas diberi hukuman seberat itu. Ini bisa menimbulkan demotivasi kerja atau menurunkan loyalitas orang-orang yang loyal.
Ketiga, spesifikkan. Ini untuk menghindari subyektivitas pribadi atau sentimen. Beri hukuman yang spesifik untuk respon atau tindakan yang spesifik dan dalam waktu yang spesifik. Lain soal kalau kasusnya atau kesalahannya sudah tidak bisa ditolerir lagi berdasarkan nilai-nilai yang dianut organisasi. Penjelasan soal waktu tidak diperlukan lagi. Manfaatnya adalah, jika hukuman itu clear sebab-sebabnya, kapannya, dan bentuknya, maka ini memudahkan orang lain untuk menjadikannya sebagai pedoman. Ini juga bisa memudahkan kita. Dengan standar yang jelas, pengawasan bisa kita delegasikan. Tapi kalau standarnya itu mood sesaat, kita harus menjadi polisi setiap saat.
Keempat, ikuti dengan penjelasan. Memberi penjelasan itu sangat dibutuhkan. Bisa kita lakukan sebelum atau sesudahnya. Kenapa ini diperlukan? Jika hukuman itu kita maksudkan untuk perubahan ke arah yang lebih baik, tentunya butuh juga pengetahuan baru, pemahaman baru, atau masukan baru. Bisa juga dilakukan dengan menggunakan story-telling: kita menceritakan riwayat hidup kita atau riwayat hidup orang lain yang sesuai dengan nilai-nilai yang kita sampaikan. Kalau kita tidak bisa menyampaikannya dengan baik, kita bisa meminta tolong ke pihak ketiga. Bisa juga kita mengikutsertakannya ke program training di luar untuk persoalan-persoalan yang relevan.
Kelima, jangan parsial. Ini agar tidak terjadi praktek hukum untuk menghukum demi egoisme pribadi, seperti yang terjadi pada sebuah perguruan tinggi yang banyak dibicarakan orang. Artinya, hukuman itu perlu kita sejalankan dengan semangat, nafas, dan tujuan-tujuan organisasi.
Keenam, tunjukkan nilai-nilai yang perlu diacu, bukan unjuk-diri. Kalau yang kita unggulkan itu ego pribadi, biasanya yang muncul adalah konflik. Tapi kalau nilai, biasanya yang akan muncul adalah kesadaran. Unjuk diri itu misalnya kita mengatakan bahwa tindakan si A itu kita hukum karena tindakan itu adalah tindakan yang paling tidak kita sukai. Di sini yang muncul adalah saya suka atau saya benci. Padahal kita bisa mengatakan bahwa tindakan itu tidak sesuai dengan nilai-nilai tertentu.
Ketujuh, kendalikan emosi. Bisa jadi kesalahan orang lain itu sempat membikin kita marah. Tetapi, ketika kita menghukum untuk tujuan perbaikan, jangan sampai menghukum dalam keadaan marah yang berlebihan, apalagi sampai menyinggung masalah pribadi. Ini bisa membuka perdebatan yang tidak ada solusinya. Mengontrol emosi artinya kita mengetahui kapan marah, kenapa marah, untuk apa marah, dan kapan menghentikan marah.
Itulah beberapa saran yang bisa kita pilih sebagai acuan. Sisanya perlu kita sesuaikan dengan keadaan di lapangan. Satu hal lagi yang penting adalah jangan sampai salah sasaran. Makanya ada petuah yang mengajarkan bahwa lebih baik kita tidak menghukum orang yang salah karena keteledoran kita ketimbang kita menghukum orang yang tidak salah karena kegagabahan kita.
"Hukuman yang paling berat adalah kesadaran seseorang atas perbuatannya"
(Seneca)

Source : http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=514

Bukan merupakan hal yang mudah menemukan karyawan bertalenta (talent people) di perusahaan. Banyak organisasi atau bagian SDM menggunakan alat assesment tools / psychometric / talent questionnaire dan berbagai macam lainnya untuk menilai karyawan yang memiliki talenta.  Tanpa bermaksud meremehkan, terkadang jika menggunakan teknik assessment yang tidak disosialisasikan dengan benar, dapat menimbulkan respons kurang baik dari karyawan.
Ada cara yang lebih efektif dibandingkan yang sudah dikemukakan diatas. Anda bisa mengamati, memperhatikan dan melihat sikap dan perilaku karyawan. Tentunya, jangan lupa melihat impact dari sikap dan perilaku karyawan tersebut. Disini kita akan mencoba mengenal bagaimana membedakan karyawan yang bertalenta (talent-people)dengan karyawan berpengetahuan (knowledge-worker).
  1. Karyawan bertalenta membuat dan merumuskan aturan (breaking the rule) sedangkan karyawan berpengetahuan menegakkan aturan. Karyawan dengan talenta tinggi tidak segan-segan untuk membuat dan merumuskan aturan yang mampu meningkatkan kinerja. Hambatan struktur, proses maupun prosedur, menggugah karyawan bertalenta untuk mengubah aturan agar dapat meraih sasaran yang diinginkan. Ketika Edward Deming pada tahun 1950 an mengajak perusahaan amerika untuk memperhatikan aspek manajemen kualitas, tidak ada satupun yang tergugah, karena masih fokus pada aspek produktifitas. Namun perusahaan jepang melihat manfaat nyata dari apa yang ditawarkan Deming, dan memberi kesempatan Deming di jepang untuk menerapkannya. Walhasil, di tahun 1970 an, kualitas produk jepang sudah menyamai kualitas produk barat bahkan dengan harga lebih kompetitif. Sampai dengan tahun 1980 an, barulah perusahaan-perusahaan amerika tersadar sehingga mereka pun mendengarkan saran Deming. Edward Deming adalah contoh terbaik talent people  tangguh untuk merubah aturan yang sudah ‘pakem’ di kalangan industriawan.
  2. Karyawan bertalenta memulai dan membuat perubahan, sedangkan karyawan berpengetahuan mendukung perubahan. 
  3. Karyawan bertalenta menciptakan kreatifitas, sedangkan karyawan berpengetahuan menjalankan kreatifitas. Karyawan talenta seringkali menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya didalam unit atau organisasinya. Mereka memberikan data, saran dan kreatif membentuk hal baru yang penting dan mengubah ke arah yang lebih baik.
  4. Karyawan bertalenta menciptakan inovasi, sedangkan karyawan berpengetahuan senang belajar. Steve Jobs, pendiri dan CEO Apple yang pernah dipecat Apple lalu mendirikan perusahaan Pixar (pembuat film kartun Finding Nemo), kemudian ditarik kembali CEO Apple, merupakan orang yang tidak putus menciptakan inovasi. Bahkan, pengetahuannya dalam digital entertainment semasa di luar Apple, membawanya untuk menciptakan inovasi produk (Mac, iPod, iTunes, iPhone , etc) yang mengangkat Apple ke masa yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Tak heran, pria yang senang berpakaian casual ini dijuluki “the most influential business leader” oleh USA today.
  5. Karyawan bertalenta mengarahkan karyawan, sedangkan karyawan berpengetahuan menerima arahan.
  6. Karyawan bertalenta memberi inspirasi dan memotivasi karyawan, sedangkan karywan berpengetahuan menerima informasi.
Jika dalam pengamatan anda menemukan ciri-ciri karyawan seperti diatas, maka mungkin anda sedang melihat ‘berlian’ yang belum terasah di tempat anda. Anda dapat mengasahnya menjadi berlian yang berkilau melalui penciptaan sistem, lingkungan, sasaran kerja dan budaya yang tepat.

Source : http://ilmusdm.wordpress.com/2007/12/07/mengenal-ciri-ciri-karyawan-bertalenta-talent-people/

Dunia penyiaran Indonesia, khususnya pertelevisian, mengalami perkembangan pesat sejak tahun 1990-an. Perkembangan industri penyiaran tersebut, juga diiringi dengan tuntutan akan tersedianya sumber daya manusia yang andal di bidangnya. Untuk menciptakan tenaga-tenaga andal dan profesional di dunia penyiaran, maka selayaknya ilmu broadcasting atau penyiaran senantiasa diperbaharui dari waktu ke waktu dan juga diperlukan wahana praktek bagi para peminat dunia penyiaran tersebut.
Setelah sukses dengan Broadcaster Award # 1 (BA 1) tahun 2009 lalu, tahun ini pun IKOM Radio 107,7 FM yang bernaung di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menggelar ajang yang sama, yaitu Broadcaster Award # 2 pada 29 April hingga 1 Mei 2010 mendatang. Menurut Budi Artha, Ketua Panitia Penyelenggara, BA adalah sebuah kompetisi bagi para broadcaster atau penyiar yang masih berstatus sebagai pelajar SMA sederajat untuk menjawab kebutuhan akan sarana pengembangan diri bagi calon-calon broadcaster masa depan.
Selain itu, kegiatan ini diadakan untuk mengenalkan lebih jauh tentang dunia penyiaran ke[ada para pelajar, sekaligus untuk mencari bibit-bibit unggul tenaga profesional. BA # 2 ini diselenggarakan sebagai ajang adu bakat para broadcaster muda melalui lima kategori perlombaan, yaitu penyiar radio, news reader atau pembaca berita, reporter, penulisan naskah ILM (iklan layanan masyarakat), dan presenter infotainmen.
“Untuk tahun ini, BA bertemakan “Explore Your Creativity, Mencerminkan Pencapaian Dunia Komunikasi yang Unik, Asyik, dan Penuh Kreatifitas” yang merupakan cerminan dari tagline atau slogan Ikom Radio sendiri. Tahun ini, cakupan peserta meluas ke area Jawa Tengah, berbeda dari penyelenggaraan BA 1 yang hanya diikuti oleh peserta dari DIY saja,” tutur mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY ini.
Kompetisi yang berhadiah total 4 juta rupiah ini terbuka untuk diikuti oleh semua siswa SMA sederajat. Pendaftaran peserta langsung ke IKOM Radio 107,7 FM di Gedung Ki Bagus Hadikusumo lantai 2 FISIPOL UMY, Jl. Lingkar Barat, Tamantirto, Kasihan, Bantul 55183 sampai 27 April 2010. Informasi lengkap dan formulir pendaftaran bisa didapatkan di www.ikomradio.blogspot.com.
Acara yang akan berlangsung selama tiga hari ini seluruhnya diadakan di Kampus Terpadu UMY. Pada hari pertama, semua peserta akan dibekali dengan workshop dan beauty class sebagai modal awal sebagai seorang broadcaster. Lalu di hari kedua, para peserta akan berkompetisi sesuai kategorinya, dan di hari ketiga para finalis akan diadu untuk menentukan siapa yang terbaik. BA # 2 ini juga akan dimeriahkan oleh penampilan live band. “Diharapkan dengan adanya ajang semacam ini, di masa depan akan lahir penyiar, presenter, penuiis naskah, dan tenaga-tenaga dunia penyiaran lain yang benar-benar andal dan profesional,” ujar Budi.

Source : http://www.umy.ac.id/dunia-penyiaran-butuh-tenaga-andal-dan-profesional.html

02:50, 29/01/2010

Tenaga Profesional Indonesia Makin DiminatiTenaga Profesional Indonesia Makin Diminati
Terkendala Penguasaan Bahasa di Luar Negeri
JAKARTA- Persoalan bahasa menjadi kendala bagi tenaga profesional Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Sekira 90 persen tenaga profesional Indonesia gagal mengisi lowongan kerja di perusahaan luar negeri.
Menurut Ketua Umum Himpunan Pengusaha Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (Himsataki) Yunus M Yamani, umumnya perusahaan di luar negeri mensyaratkan calon tenaga kerja profesiobal lolos ujian kemampuan berbahasa Inggris atau Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dengan nilai 500, namun kemampuan rata rata yang bisa dipenuhi hanya berkisar antara 100-200. “Tenaga profesional yang mendapat tempat di luar negeri hanya 10 persen dari potensi yang ada, akibat terhambat masalah bahasa,” kata Yunus, Selasa (26/1) lalu.
Akibat kendala berbahasa Inggris tersebut, jelasnya, pernah sampai menyebabkan permintaan Australia terhadap ribuan tenaga profesional Indonesia, seperti dokter dan insinyur, tidak dapat terpenuhi.
Himsataki meyakini, pemerintah mengetahui kendala para tenaga profesional yang tidak kalah kemampuannya dalam segi teknis dengan sarjana jebolan universitas negara maju, tapi berpura-pura tidak tahu.
“Tenaga profesional harus mendapat dukungan dari pemerintah, misal membantu perusahaan penyalur TKI yang mendapat order dari luar negeri, yaitu dengan cara memberikan bantuan tambahan pendidikan bahasa,” kata Yunus.
Menurut dia, saat ini sejumlah negara memang tertarik merekrut tenaga kerja profesional Indonesia karena dinilai memiliki tipikal murah senyum, tidak brutal, mudah diajarkan, dan sopan santun. Karakter itu mengungguli tenaga kerja dari Cina, Vietnam, dan Filipina.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Marti M Natalegawa mengharapkan, tenaga profesional di dalam negeri meningkatkan ketrampilannya, menyusul makin banyaknya perusahaan di negara lain yang melirik pekerja ahli dari Indonesia.
Saat ini tenaga profesional Indonesia, kata Menlu, banyak bekerja di sejumlah negara di Eropa dan Hong Kong. Sementara bidang keahlian yang paling diminati adalah perminyakan, permesinan, dan perhotelan. (net/jpnn)
perawat
[ketgambar]PERAWAT: Sejumlah perawat asal Indonesia akan diberangkatkan ke luar negeri untuk dipekerjakan sebagai tenaga medis. // jpnn.

Source : http://www.hariansumutpos.com/2010/01/28334/tenaga-profesional-indonesia-makin-diminati.html